Keraton Surakarta Hadiningrat: Jejak Sejarah Kerajaan Mataram di Solo

Keraton Surakarta Hadiningrat

Mengenal Keraton Surakarta Hadiningrat

Keraton Surakarta Hadiningrat adalah pusat budaya dan peninggalan sejarah Kerajaan Mataram Islam yang masih berdiri kokoh di Kota Solo, Jawa Tengah. Didirikan pada abad ke-18, keraton ini bukan hanya menjadi kediaman keluarga kerajaan, tapi juga berfungsi sebagai tempat pelestarian budaya Jawa hingga kini.

Bagi wisatawan yang ingin liburan ke Solo dan ingin merasakan nuansa tradisi kerajaan Jawa, mengunjungi Keraton Surakarta adalah pengalaman yang tak boleh dilewatkan. Bangunan klasik, benda pusaka, hingga pertunjukan budaya siap membawa Anda ke masa lalu.


Sejarah Singkat Keraton Surakarta Hadiningrat

Latar Belakang Berdirinya Keraton

Keraton Surakarta didirikan pada tahun 1745 oleh Sri Susuhunan Pakubuwono II, setelah Keraton Kartasura rusak akibat pemberontakan. Beliau memindahkan pusat pemerintahan ke lokasi baru di Desa Sala (yang kini dikenal sebagai Solo).

Pemindahan ini sekaligus menjadi awal berdirinya Kota Surakarta, dan keraton yang dibangun menjadi simbol kekuasaan sekaligus penjaga warisan budaya Mataram Islam.

Perkembangan Hingga Kini

Selama ratusan tahun, keraton ini telah melalui berbagai masa, termasuk masa penjajahan Belanda, Jepang, hingga Indonesia merdeka. Kini, Keraton Surakarta Hadiningrat masih aktif digunakan sebagai tempat tinggal raja dan pusat kegiatan adat dan budaya, meskipun secara administratif tidak memiliki kekuasaan pemerintahan.


Silsilah Raja Keraton Surakarta Hadiningrat

Dinasti Mataram Islam

Keraton Surakarta merupakan kelanjutan dari Kerajaan Mataram Islam. Silsilah raja yang memerintah dimulai dari:

  • Pakubuwono II (pendiri keraton)

  • Pakubuwono III – XII (masa transisi dan kolonial)

  • Pakubuwono XIII, raja yang saat ini masih aktif menjabat sebagai pemimpin adat.

Silsilah ini menunjukkan kesinambungan budaya dan kepemimpinan, meskipun telah banyak terjadi dinamika dalam internal keluarga kerajaan.

Gelar dan Sistem Adat

Setiap raja Keraton Surakarta menyandang gelar “Sri Susuhunan Pakubuwono”, yang berarti “Yang Dipuja dan Ditaati oleh Dunia”. Gelar ini bukan hanya simbol, tapi juga memiliki nilai spiritual dalam budaya Jawa.


Tiket Masuk dan Jam Kunjungan

Harga Tiket Masuk

Untuk masuk ke area museum dan keraton, pengunjung dikenakan tiket dengan harga terjangkau:

  • Dewasa: Rp10.000

  • Pelajar: Rp5.000

  • Pemandu Lokal (Opsional): Rp30.000 – Rp50.000 per rombongan

  • Kamera/HP untuk Foto: Tambahan biaya sekitar Rp3.000

Jam Buka

Keraton Surakarta buka setiap hari, dengan jam operasional:

  • Senin – Minggu: 09.00 – 14.00 WIB

  • Hari Jumat: Tutup (untuk kegiatan internal keraton)

Disarankan datang pagi hari agar tidak terlalu panas dan bisa mengikuti tur dengan lebih nyaman.


Apa yang Bisa Dinikmati di Keraton Surakarta Hadiningrat?

1. Arsitektur Khas Jawa Kuno

Bangunan utama Keraton memiliki struktur khas arsitektur Jawa dengan tiang-tiang besar, joglo, dan ornamen klasik. Pengunjung akan terkesima dengan pintu gerbang besar, pendopo agung, dan ruangan-ruangan yang masih asli sejak zaman dahulu.

2. Museum Keraton

Di area dalam keraton terdapat museum yang menampilkan berbagai koleksi peninggalan kerajaan seperti:

  • Kereta kuda kerajaan

  • Pakaian adat raja dan prajurit

  • Benda pusaka dan senjata kuno

  • Foto dan dokumen sejarah

3. Pertunjukan Budaya

Pada hari-hari tertentu, keraton menyelenggarakan pertunjukan seni seperti tari bedhaya, gamelan, atau kirab budaya. Acara ini biasanya terbuka untuk umum dan menjadi daya tarik utama bagi wisatawan lokal dan mancanegara.


Lokasi dan Akses Menuju Keraton Surakarta Hadiningrat

  • Alamat: Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah

  • Jarak dari Stasiun Solo Balapan: ±15 menit

  • Jarak dari Bandara Adi Soemarmo: ±30 menit

Transportasi

  • Kendaraan pribadi dan rombongan sangat direkomendasikan

  • Bisa juga diakses menggunakan ojek online, becak, atau andong

  • Banyak tersedia paket wisata ke keraton, bisa dicek di:
    🔗 https://temanpiknik.com


Wisata sejarah Solo, Keraton Mataram, Istana raja di Solo, Museum Keraton Surakarta, Pakubuwono, Silsilah raja Jawa, Budaya Jawa Tengah, Tempat wisata budaya di Solo


Tips Berkunjung ke Keraton Surakarta Hadiningrat

  • Gunakan pakaian sopan karena area ini bersifat sakral

  • Jangan menyentuh benda pusaka atau artefak tanpa izin

  • Gunakan jasa pemandu lokal agar penjelasan lebih lengkap

  • Siapkan uang tunai, karena belum semua area menerima transaksi digital

  • Datang pagi agar lebih leluasa menjelajah dan mengambil foto


Call to Action (CTA)

Ingin menjelajah Keraton Surakarta Hadingrat dan situs budaya lainnya di Solo tanpa ribet?

📞 Hubungi Admin: 087838500228
💬 Klik langsung untuk konsultasi wisata: https://wa.me/6287838500228


Eksplor Solo dan Sekitarnya Lebih Dalam

Selain Keraton Surakarta Hadiningrat, Solo memiliki banyak destinasi lain seperti:

  • Pasar Klewer

  • Taman Balekambang

  • Pura Mangkunegaran

  • Kampung Batik Laweyan

Temukan rekomendasi lengkapnya di:
🌐 https://temanpiknik.com


Kesimpulan

Keraton Surakarta Hadiningrat bukan hanya sebuah bangunan tua, tetapi simbol peradaban, budaya, dan sejarah panjang Mataram Islam. Bagi wisatawan yang ingin liburan ke Solo dengan nuansa edukatif dan penuh makna, kunjungan ke keraton ini adalah pilihan tepat.

Melalui arsitektur megah, koleksi bersejarah, dan pertunjukan budaya, Anda akan dibawa menyelami masa keemasan kerajaan Jawa yang tak lekang oleh waktu.

FAQ Tentang Keraton Surakarta Hadiningrat:

1. Apa bedanya Mangkunegaran dan Keraton Solo?
Mangkunegaran adalah kadipaten otonom yang berdiri terpisah dari Keraton Solo (Kasunanan Surakarta). Keduanya memiliki garis keturunan, pemerintahan, serta peran budaya yang berbeda. Keraton Solo adalah pusat kerajaan utama, sedangkan Mangkunegaran muncul sebagai hasil kompromi politik pada masa kolonial.


2. Berapa biaya masuk Keraton Solo?
Tiket masuk Keraton Solo umumnya berkisar antara Rp10.000 hingga Rp20.000 untuk wisatawan lokal. Wisatawan asing mungkin dikenai tarif lebih tinggi. Harga bisa berbeda tergantung bagian keraton yang dikunjungi atau adanya pemandu wisata.


3. Siapa raja Keraton Solo sekarang?
Raja atau Susuhunan Keraton Surakarta saat ini adalah Paku Buwono XIII, yang memiliki nama lengkap Kanjeng Susuhunan Pakubuwono XIII Hangabehi. Beliau melanjutkan garis keturunan Kasunanan Surakarta Hadiningrat.


4. Kenapa Keraton Kartasura hancur?
Keraton Kartasura mengalami kehancuran akibat pemberontakan etnis Tionghoa dan penduduk lokal pada tahun 1742. Serangan tersebut menyebabkan kerusakan besar pada istana dan mengguncang legitimasi raja saat itu.


5. Apa sebabnya kraton Kartasura dipindah?
Setelah peristiwa pemberontakan dan kehancuran Keraton Kartasura, banyak bangsawan menganggap lokasi tersebut tidak lagi sakral atau “tidak bersih secara spiritual”. Oleh karena itu, pusat pemerintahan dipindahkan ke lokasi baru yang kini dikenal sebagai Surakarta (Solo) pada tahun 1745.


6. Siapa raja kerajaan Surakarta?
Raja dari kerajaan Surakarta, atau Kasunanan Surakarta, adalah Pakubuwono XIII. Beliau merupakan raja yang saat ini menjabat dan dikenal sebagai figur utama dalam pelestarian adat serta budaya Jawa di wilayah Surakarta.

7. Keraton Solo beragama apa?
Secara historis, Keraton Solo (Kasunanan Surakarta) menganut agama Islam. Meskipun begitu, budaya dan tradisi Jawa yang dijalankan di lingkungan keraton sangat kental dengan unsur spiritual dan filosofi lokal, seperti kejawen, yang merupakan bentuk kearifan budaya Jawa yang berdampingan dengan nilai-nilai Islam.


8. Apakah Solo dan Surakarta itu sama?
Ya, Solo dan Surakarta merujuk pada kota yang sama. “Surakarta” adalah nama resmi administratif, sedangkan “Solo” lebih sering digunakan dalam percakapan sehari-hari oleh masyarakat. Keduanya tidak berbeda secara geografis, hanya berbeda dalam konteks formalitas penggunaan nama.